Ganasnya Kim So Hyun
Penulis udah jatuh hati dengan serial saeguk (sejarah) sejak lama. Dong Yi, The Great Queen Seondeok, dan Dae Jang Geum menjadi serial yang tak terlupakan. Oleh sebab itu, saya tak ragu - ragu untuk menontonnya apalagi bintang favorit penulis yang telah banyak malang melintang di serial saeguk tampil sebagai pemain utama. Mulai The Moon That Embarance The Sun, The Emperor : Owner of The Mask hingga The Tale of Nokdu. Aktris muda Kim So Hyun lah orangnya.
Penulis cukup antusias menunggu tayangnya serial River, walaupun pemberitaan terkait aktor Ji Soo juga sempat melukai perasaan penulis. Berharap yang terbaik saja untuk serial ini kedepannya dengan lead Aktor Na In Woo.
Serial River Where The Moon Rises merupakan serial bergenre sejarah, romansa, politik, dan aksi yang mengudara sejak Senin, 15 Februari 2021. Yoon Sang Ho merupakan sutradara, sementara Han Ji Hoon sebagai penulis skenario. Mengambil 20 episode secara keseluruhan dengan konten pemirsa 15+ dan durasi 1 jam 5 menit.
Gambar : Dok. Viu
Gambaran Umum
Mengisahkan tentang Pyeonggang kecil yang harus mengalami hilang ingatan akibat serentetan peristiwa pembantaian oleh Raja atau ayahnya sendiri. Pada insiden itu, ibunya tewas di tempat. Untuk menghindari hal naas terjadi padanya juga, Ibu Ratu memerintahkan Pyeonggang pergi besama putra Jenderal Goguryeo yang terkenal akan kesetiannya kepada kerajaan. Anak itu bernama On Dal. Namun, pada perjalanan mereka terpisah. Hingga dunia dewasa membawa mereka bertemu secara tak sengaja. Mereka semakin dekat satu sama lain sampai On Dal menyadari perasaannya pada Pyeonggang yang telah beralih nama menjadi Yeom Ga Jin.
Demi mengetahui kebenaran tentang dirinya, Ga Jin menerobos masuk istana dan menemukan hal mencengangkan. Pertemuannya kembali dengan pengasuh, ayah dan gurunya menandai dimulainya perseteruan akan tahta kerajaan. Setiap orang berdiri pada pilihannya masing-masing. Kemenangan sama sekali belum terlihat, semuanya hanya masih pada kulitnya.
Kesan Pertama
Pada mulanya saya terkeshima dengan episode perdana, tetapi semua kekaguman itu berakhir dengan perasaan tak nyaman akibat cangggungnya lakon, kejanggalan alur dan pemaksaan rasa penasaran.
Pernyataan saya diatas berdasarkan beberapa pemikiran. Pertama berkaitan dengan perubahan ekspresi pemeran On Dal (Ji Soo), entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal terhadap lakonnya. Mulanya saya berpikir mungkin hal itu berasal dari suaranya yang serak, tetapi setelah mengikuti lebih jauh, masalahnya berada pada perubahan ekspresi dan tindakan yang terlihat kaku dan kurang natural. Seperti pada adegan pertemuannya dengan Ga Jin di episode 2. Caranya menghadang dan mengungkapkan dialog kurang mengena.
Alur kisah yang menitik beratkan kisah cinta On Dal dan Putri Pyeonggang. Penulis skenario menggunakan jatuh hati pada pandangan pertama sebagai bentuk On Dal menyadari perasaanya. Jantungnya berdebar dan merasa bahagia di dekatnya. Yaaah walau emang sih di serial Korea Selatan plot jatuh hati pada pandangan pertama sering banget terjadi, akan tetapi pada keadaan ini saya merasa sedikit dipaksakan. Momennya juga kurang pas. Adegan ketika On Dal selepas bercengkrama dengan Ga Jin pada episode 2.
Ibu On Dal yang dibuat cacat dengan meletakkan bara api dimatanya sendiri membuat penulis merasa peristiwa tersebut dibuat untuk menutup plot agar Ibu On Dal tak menyadari Ga Jin yang really mirip banget dengan ibundanya ketika berada dikediamannya.
On Dal gasadar kalo Ga Jin adalah Putri Pyeonggang. Gatau juga sih setiap orang mungkin lupa dengan peristiwa masa lalu. Akan tetapi sangat mustahil On Dal akan dengan mudah lupa wajah ratu yang pernah ia temui ketika muda.
Ending episode 4 kurang sedikit hentakan sehingga saya merasa terpaksa dengan keinginan Go Geun untuk mengembalikan Pyeonggang ke istana. Walaupun begitu, penulis menyukai beberapa aspek dalam serial ini. Senang rasanya melihat Kim So Hyun beradegan laga. Rasa-rasanya ia terus menerus berkembang. Adegan tebas menebas tanpa ampun.
Pengaturan musik. Episode perdana benar-benar bikin penulis merinding. Pembukaan episode dengan high note diiringi situasi perang yang haru sekaligus gagah very memanjakan mata dan telinga. 5 menit pertama sangat berimpak pada minat saya, berasa ada suasana tekanan, ketegangan dan emosi menyedihkan.
Pengambilan gambar. Beberapa adegan untuk mengambil gambar pemandangan alam, memanjakan mata. Supeerrz.
Lakon Lee Ji Hoon sebagai Go Geun. Lakonnya sangat mengisyaratkan terhadap kisah romansa yang sulit untuk diraih. Ia tahu dirinya memendam perasaan pada putri. Akan tetapi tak bisa diungkapkan karena status keluarganya sebagai musuh kerajaan.
Penulis sempat menerka - nerka apa gerangan maksud judul serial ini, River Where The Moon Rises atau Sungai, Dimana Bulan Muncul. Penulis merasakan ada suasana manis dan tenang begitu mendengar kalimat itu. Menurut saya pribadi kata sungai selalu terdengar lebih halus, sejuk dan damai dibandingkan laut, pantai atau bahkan samudra. Yaah walaupun kenyataannya sungai selalu menjadi masalah yang tak terbantahkan di negeri ini, terutama ketika musim penghujan. Tetapi tetap saja gemericik air menjadi gambaran yang selalu terngiang begitu mendengar kata river. Bukankah syahdu begitu mendengarnya?
Saya merasa river mengarah kepada On Dal. Kenapa begitu? Karena karakter satu ini punya kepribadian yang tenang dan digambarkan sangat setia kepada kekasihnya Pyeonggang. On Dal menjadi jawaban ketenangan terhadap segala kesakitan demi mengejar ambisinya. Sementara bulan merujuk pada lembah hantu yang menjadi tempat On Dal tinggal. Lingkungan yang damai, masyarakat yang saling tolong menolong dan paling penting sudah beberapa adegan menampilkan On Dal yang melihat bulan disana.
Sekalipun saya suka dengan pemerannya, cukup menghalangi saya untuk sepenuhnya jatuh hati pada River Where The Moon Rises. Pandangan saya masih belum sepenuhnya lepas dari kepribadian para pemeran seperti So Hyun dan Ji Soo yang masih terlihat sebagai karakter muda. Rasa-rasanya kurang pas menampilkan sisi dewasa. Apalagi isi ceritanya tentang perebutan kekuasaan. Kurang seram gitu nuansa serialnya, mengingat ketegangan politik juga dibangun dalam plotnya.
Posting Komentar